Rabu, 03 November 2010

PENGAJIAN

Wajah wajah senja saja yang muncul
berderet penuhi dinding

satu dua perawan
berlomba meniru suara
bebek di comberan

"tit... tit... tit!"
Segenap wajah menoleh
Perawan tersipu-sipu
menyilent HP

Pak Kyai geleng-geleng
"Mau jadi apa pengajian esok hari?"

Si Perawan mundur teratur
Wajah-wajah renta mencibir
Puas

Kembali hening
Wajah-wajah senja saja yang muncul
Berderet menempel dinding

Lesu!!!

Senin, 25 Oktober 2010

Titip Ibuku Ya.. Alloh

Kisah berikut bukan kisahku, akan tetapi sangat menyentuh buatku. Buat yang punya very-veri tengkyu ya!!!!


"Nak, bangun... udah adzan subuh. Sarapanmu udah ibu siapin di meja..."
Tradisi ini sudah berlangsung 20 tahun, sejak pertama kali aku bisa mengingat.
Kini usiaku sudah kepala 3 dan aku jadi seorang Karyawan disebuah Perusahaan Tambang, tapi kebiasaan Ibu tak pernah berubah.
"Ibu sayang... ga usah repot-repot Bu, aku dan adik-adikku udah dewasa." pintaku pada Ibu pada suatu pagi. Wajah tua itu langsung berubah.


Pun ketika Ibu mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru kukeluarkan uang dan kubayar semuanya. Ingin kubalas jasa Ibu selama ini dengan hasil keringatku. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan.

Kenapa Ibu mudah sekali sedih ? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami Ibu karena dari sebuah artikel yang kubaca .. orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan cenderung untuk bersikap kanak-kanak ..... tapi entahlah.... Niatku ingin membahagiakan malah membuat Ibu sedih. Seperti biasa, Ibu tidak akan pernah mengatakan apa-apa.

Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya "Bu, maafin aku kalau telah menyakiti perasaan Ibu. Apa yang bikin Ibu sedih ?"

Kutatap sudut-sudut mata Ibu, ada genangan air mata di sana. Terbata-bata Ibu berkata, "Tiba-tiba Ibu merasa kalian tidak lagi membutuhkan Ibu. Kalian sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Ibu tidak boleh lagi menyiapkan sarapan untuk kalian, Ibu tidak bisa lagi jajanin kalian. Semua sudah bisa kalian lakukan sendiri"

Ah, Ya Allah, ternyata buat seorang Ibu .. bersusah payah melayani putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan. Satu hal yang tak pernah kusadari sebelumnya. Niat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tua menjadi sedih karena kita tidak berusaha untuk saling membuka diri melihat arti kebahagiaan dari sudut pandang masing-masing.

Diam-diam aku bermuhasabah. .. Apa yang telah kupersembahkan untuk Ibu dalam usiaku sekarang ? Adakah Ibu bahagia dan bangga pada putera putrinya ? Ketika itu kutanya pada Ibu. Ibu menjawab "Banyak sekali nak kebahagiaan yang telah kalian berikan pada Ibu. Kalian tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan.
Kalian berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat Ibu. Kalian berprestasi di pekerjaan adalah kebanggaan buat Ibu.

Setelah dewasa, kalian berprilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan buat Ibu. Setiap kali binar mata kalian mengisyaratkan kebahagiaan di situlah kebahagiaan orang tua."


(Dari Seorang Sahabat...)


Minggu, 14 Februari 2010

DAN TERNYATA ANJING PUN LEBIH MULIA DARI KITA!

Bajigur lo! Dapet dalil dari mana lagi tuch! Mana ade anjing lebih mulia dari manusia. Emangnya kita ne apaan? Sorry menyory-nyory lah yaw! Masa kita lebih rendah dari anjing? Yang bener donk! Kata ustadz gue kita sebagai manusia derajatnya bahkan lebih tinggi dari malaikat yang selalu patuh pada Alloh SWT. Buktinya malaikatpun disuruh sujud pada Nabi Adam, seorang manusia pertama yang diciptakan Alloh SWT.

Manusia itu adalah makhluk yang paling sempurna yang diciptakan oleh Alloh di muka bumi ini. Jika malaikat yang tercipta dari cahaya hanya mempunyai ketaatan pada Alloh, dan setan laknatullah hanya punya pembangkangan en pengingkaran pada perintah Alloh, maka manusia yang diciptakan dari tanah dengan segala kekurangan dan kelebihannya justru diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna dengan keagungan ilmu yang didapat dair Alloh swt. So, gimana ceritanya manusia bisa lebih hina dari anjing?

Siiipp! Setuju banget dech ama yang lo ceritain tadi. Berarti u masih menghargai diri kita sebagai manusia yang beradab. Tapi aku buat judul di atas juga bukan tanpa alasan lo! Manusia emang bisa lebih rendah dari anjing yang lo pada tahu sendiri mempunyai najis yang paling berat. So, apa sih penyebabnya?

Ok!

Kita buka kembali Kitab Safinatun Najah, Bab Tayamum. Saat membahas tayamum, mau tidak mau kita harus tahu donk, apa hal yang membolehkan kita buat tayamum. Ya tho! Ada beberapa hal yang membuat kita boleh melakukan tayamum. Ada yang tahu?

Yupz! Sakit, tidak ada air, apa lagi? Ya! Di situ juga diperbolehkan tayamum jika kita mempunyai air, tetapi air itu lebih dibutuhkan untuk minum hewan yang dimuliakan. Nah, disini mushonef kitab menjelaskan tentang enam hewan yang tidak dimuliakan. Kita boleh tidak memberi mereka minum dan air yang sedikit itu lebih utama untuk wudlu, dan kita tidak usah tayamum. Mereka adalah :

Enam Hewan Yang Tidak Dimuliakan!

  1. Orang yang meninggalkan solat
  2. Suami/Istri yang berzina
  3. Murtad
  4. Kafir yang menjadi Musuh
  5. Anjing yang Galak
  6. Babi

Nah lo! Ternyata di antara 6 hewan yang tidak dimuliakan, yang bener-bener hewan cuma dua, yaitu babi dan anjing (inipun kalo galak! Kalo ndak dia tetep mulia lo! Inget ndak kisah pelacur yang masuk surga karena memberi minum anjing? Atau Qitmier, anjing Ashabul Kahfi?), sedang empat lainnya ternyata manusia.

Dan jika kita menemukan air yang sedikit untuk wudlu kita masih lebih utama wudlu dan tidak memperdulikan mereka walau mereka kehausan.

So... Pertanyaannya lebih mulia mana antara kita dengan Anjing?!!!

Jawab: Lebih mulia ................???

Apakah kita lebih utama untuk diberi minum, atau air itu lebih baik untuk wudlu?

Apakah kita akan dibiarkan mati kehausan atau air tersebut untuk kita?

Anda lebih tepat menjawabnya!